Dahulu para sesepuh atau orang-orang tua di Palembang sering berkata kalau kawasan ini merupakan “tempat jin buang anak” semua itu tidak lain dan tidak bukan karena keangkeran dan mencekamnya tempat ini apalagi saat malam menjelang suasana mengerikan semakin terasa bila kita melewatinya.
Memang terbukti dikawasan ini sering terjadi peristiwa ataupun kasus-kasus yang berkaitan dengan pencurian dan pembunuhan. Namun itu cerita masa lalu yang akan tercatat dalam sejarah dan insyaallah tidak akan terulang lagi karena kawasan tersebut sekarang sudah disulap menjadi sebuah kawasan elite dan modern, Jakabaring Sport City atau biasa disingkat JSC namanya.
Jakabaring, kawasan yang dulu sangat dihindari oleh warga Palembang untuk dilewati apalagi dimalam hari yang dulu sangat mencekam sekarang sudah menjadi kawasan elite dan modern yang sering dikunjungi dan didatangi oleh warga Palembang untuk sekedar melepas penat dan berfoto menikmati suasan tempat ini yang sekarang menjadi sebuah kawasan wisata olahraga di Kota Palembang.
Kisahnya diawali saat Palembang terpilih untuk mengadakan PON XIV tahun 2004, saat itu Palembang didesak dan harus membangun sebuah kawasan olahraga baru untuk menyelanggarankan pesta olahraga terbesar di Indonesia ini, maka dipilihlah Jakabaring sebagai kawasan yang akan dibangun komplek olahraga baru yang modern dan bertaraf Internasional.
Dengan dipilihnya Jakabaring sebagai kawasan yang akan dibangun sebuah komplek olahraga bertaraf Internasional otomatis akan memacu pertumbuhan pembangunan dan perkembangan kawasan tersebut, kelak kawasan itu akan ramai dan menjadi sebuah pusat kota baru di Kota Palembang yang selama ini pusat kotanya hanya terpusat di daerah seberang Ilir. Dan ternyata benar kawasan ini sekarang ramai didatangi oleh para wisatawan baik warga lokal Palembang, maupun Sumsel bahkan dari luar Sumsel yang ingin melihat kemajuan pembanguanan dikawasan ini.
Dulu saat PON diadakan dikawasan ini berdiri sebuah stadion megah yang bernama resmi Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, GOR (Gedung Olahraga), arena panjat tebing, lapangan softball, arena sepatu roda, kanal-kanal buatan dan danau buatan. Dengan fasilitas yang demikian Palembang akhirnya sukses mengadakan PON pertama yang diadakan di luar Pulau Jawa ini.
Tidak berhenti sampai disitu saja pembangunan dikawasan Jakabaring terus terpacu akibat dampak dari pasca penyelenggaraan PON tersebut, di Jakabaring kemudian banyak berdiri gedung-gedung dan fasilitas megah yang baru seperti Gedung MPR/DPR Sumsel yang baru, Kantor Polres Palembang, Gedung PLN, Pasar Induk Jakabaring, Perumahan Elite Jakabaring dan yang teranyar adalah gedung 15 lantai milik Bank SumselBabel yang konon katanya merupakan gedung tertinggi di Palembang saat ini.
Pasca PON, Jakabaring sudah berkembang sangat pesat hingga banyak orang yang tidak menyangka kawasan yang dulu sering disebut sebagai “tempat jin buang anak” telah menjelma menjadi sebuah kawasan elite, modern dan ramai didatangi oleh warga lokal maupun pendatang. Sampai akhirnya kemudian Palembang terpilih menjadi salah satu tempat penyelenggara Sea Games XXVI (26) tahun 2011, lagi-lagi Jakabaring dijadikan kawasan utama tempat penyelenggaraan Sea Games di Palembang.
Momentum Sea Games 2011 di Palembang ini semakin memicu Jakabaring untuk menjadi kawasan yang jauh lebih elite dan modern dari sebelumnya. Ini bukan isapan jempol belaka, lihatlah sekarang pembangunan di Jakabaring semakin pesat saja terutama fasilitas olahraganya, semua fasilitas olahraga peninggalan PON 2004 direnovasi agar menjadi lebih baik dari sebelumnya, kemudian terjadi penambahan gedung dan fasilitas olahraga baru seperti Gedung Sport Science Centre (PT. Medco), Wisma Atlet, Kompleks Lapangan Tenis Bukit Asam, Lapangan Khusus Atletik Termegah Se Indonesia, Aquatic Center (Kolam Utama) yang konon salah satu yang terbaik di Asia Tenggara, Lapangan Voli Pantai, Arena Panjat Tebing Tertinggi se Asia Tenggara, Arena Billiard dan Boolling dan Arena Olahraga Air.
Tidak hanya gedung dan fasilitas olahraga saja yang jadi perhatian, pemeritah pun membuat kawasan Jakabaring menjadi lebih hijau dan asri dari sebelumnya, dibeberapa sudut komplek olahraga Jakabaring dibuat taman-taman yang indah, rimbun dan asri dengan pohon-pohonnya yang segar dan hijau, lalu kanal-kanal buatan yang ada sebelumnya kembali dibersihkan dan dibuat lebih cantik mengalir mengelilingi kawasan Jakabaring Sport City.
Layaklah sekarang Jakabaring diberi label Jakabaring Sport City (JSC) dengan segala fasilitas olahraganya yang bertaraf Internasional namun tidak melupakan pentingnya penghijauan untuk kenyamanan pengunjung, layaklah sekarang Jakabaring Sport City (JSC) disandingkan sejajar dengan komplek olahraga Senayan Sport City yang lebih dahulu tenar di Indonesia dengan segala fasilitasnya yang tidak kalah modern, dan layaklah sekarang Jakabaring Sport City (JSC) untuk menjadi tempat percontohan di Asia karena JSC merupakan kawasan atau komplek olahraga terpusat yang terbesar se Asia.
Jakabaring boleh berbangga, dahulu pra 2000-an orang luar Palembang belum resmi datang ke Palembang bila tidak berkunjung ke Jembatan Ampera, sekarang diera 2000an orang luar Palembang belum resmi datang ke Palembang bila tidak berkunjung ke kawasan Jakabaring Sport City (JSC) bahkan orang Palembang belum resmi menjadi warga Palembang bila tidak pernah ke kawasan JSC karena sekarang Jakabaring Sport City (JSC) sudah menjadi icon baru kota Palembang setelah Jembatan Ampera yang sebelumnya telah populer menjadi maskot dan lambang kota Palembang.
Harapannya, semoga fasilitas yang sedang dikebut pembangunannya sekarang untuk mengejar penyelenggaraan Sea Games yang akan berlangsung pada tanggal 11 November 2011 (11-11-11) kelak akan selalu terawat baik karena kita sadari bahwa orang Indonesia itu terkenal bisa membangun namun tidak bisa merawat. Dan harapan yang lebih besar lagi kesinergisan antara pembangunan dan penghijauan di kawasan Jakabaring bisa selalu selaras dan seimbang sehingga kenyamanan di kawasan tersebut akan selalu terjaga karena dari kabar yang beredar di kawasan Jakabaring pasca Sea Games 2011 akan dibangun kebun binatang, arena wisata air (waterboom), sirkuit internasional, mall, hotel berbintang, apartemen, super blok, jalan tol Palembang - Kayu Agung, dll., tentunya semua pembangunan tersebut tidak akan baik jadinya bila harus mengusur ataupun menghilangkan kehijauan yang ada di kawasan tersebut. Kita perlu memperhatikan pentingnya pohon-pohon yang rindang dan hijau untuk kehidupan kita karena dari tumbuhan-tumbuhan tersebutlah oksigen gratis untuk kehidupan manusia diproduksi, apa jadinya bila oksigen jumlahnya terbatas dan harus dibeli? Pastinya kehidupan yang seperti itu tidaklah kita inginkan!
Stadion Jakabaring
Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring berdiri pada tahun 2004. Pada awalnya tujuan utama pembangunan Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring adalah untuk penyelenggaraan PON 2004. Namun karena takut tidak terawatnya stadion ini pasca penyelenggaraan PON maka pemerintah Sumsel mengambil kebijakan untuk membeli klub sepakbola yang telah mapan di Liga Utama Indonesia agar bisa bermain dan bermarkas di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring karena dengan adanya sebuah klub sepakbola yang bermarkas di stadion ini maka akan sering stadion ini terpakai untuk penyelenggaraan pertandingan sepakbola sehingga secara tidak langsung stadion berkapasitas 40.000 tempat duduk ini dapat terus terawat.
Hingga saat ini terbukti dengan adanya klub sepak bola yang bermarkas di stadion termegah di Pulau Sumatera ini, Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring masih terus terjaga dan terawat. Adapun klub sepakbola yang dibeli oleh pemerintah Sumsel tersebut adalah Persijatim (Jakarta Timur) yang kemudian berganti nama menjadi Sriwijaya FC. Klub Sriwijaya FC secara resmi berdiri dan mulai bermarkas di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring sejak tahun 2004.
Terhitung sejak tahun 2004 hingga sekarang klub kebanggaan warga Sumsel tergolong sukses dan berprestasi dikanca persepakbolaan Indonesia dan Asia Tenggara, terbukti klub berjuluk Laskar Sriwijaya pernah meraih double winner pada tahun 2007 dengan merebut juara Liga Indonesia dan Piala Indonesia, kemudian secara berturut-turut Sriwijaya FC berhasil merebut Piala Indonesia 2008 dan 2009. Selain itu klub yang mengambil nama dari sebuah kerajaan maritim terbesar di Nusantara ini pernah pula berkompetisi di Liga Champions Asia 2008, Piala AFC 2009 dan terakhir Piala AFC 2010 dengan hasil yang cukup memuaskan dimana klub ini dapat masuk hingga babak 16 besar.
sumber :
http://detik.travel/read/2011/12/16/130712/1792741/1025/